Selasa, 27 Oktober 2009
Askep angina vektoris (nyeri dada)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Data Dasar
1. Riwayat kesehatan atau adanya faktor resiko
a. Peningkatan kadar lemak dalam darah
b. Hipertensi
c. Merokok
d. Stress
e. Riwayat keluarga positif
f. Obesitas
g. Gaya hidup menoton
h. Terapi hormon estrogen
i. Penggunaan kontrasepsi hormonal
j. Diabetes melitus
2. Pemeriksaan fisik didasari pada pengkajian kardiovaskuer
Angina vektoris (nyeri dada) diikuti oleh :
a. Dorongan untuk berkemih
b. Diaphoresis
c. Mual
d. Dispneu
e. Ekstremitas dingin.
3. Kaji rasa sakit untuk mengidentifikasi angina
Angina stabil, nyeri dada intermiiten dengan pola serangan yang dapat diprediksi, lamanya, intensitasnya,
Angina tak stabil nyeri dada tidak dapat diprediksi, dapat terjadi kapan saja, bahkan pada saat istirahat atau selama tidur. Serangan berakhir pada umumnya setelah 20 menit dan frekuensi, intensitas da durasinya meningkat.
Angina nocturnal, nyeri dada terjadi pada malam hari biasanya terjadi selama tidur hal ini dapat berjurang selama duduk.
Angina decubitus nyeri dada cepat terjadi saat berbaring dan berkurang ketika duduk.
Angina prinzmetal nyeri dada terjadi pada saat istirahat dengan serangan tiba-tiba.
4. Kaji nyeri dada sehubungan dengan :
Faktor-faktor pencetus; tanyakan pada pasien, apa yang mencetuskan timbulnya nyeri atau apa yang sedang dikerjakan sebelum nyeri mulai terjadi, misalnya:
a. Merokok
b. Aktivitas berlebihan
c. Makanan kalori tinggi protein berlebihan.
d. Stress emosional
e. Aktivitas seksual
f. Minuman terlalu dingin.
Kualitas sakitnya bagaimana: seperti rasa terbakar, perasaan tertekan, atau tercekik.
Lokasi nyeri: terjadi di substernal atau pada dada mid anterior dan sekitar leher, rahang, tulang belikat atau lengan kiri bawah.
Hebatnya serangan: ringan, sedang atau berat.
Waktu: lamanya sakit, frekuensinya
Yang khas pada saat serangan: mengepalkan tangan di atas dada atau menggosok lengan kiri.
Serangan nyeri terjadi perlahan-lahan atau tiba-tiba selama 15 menit atau lebih.
5. Kaji perasaan pasien tentang kondisi dan pengaruh yang dirasakan pada gaya hidupnya.
6. Pemeriksaan diagnostik
Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis. Sebelm terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis. Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang. Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis:
a. ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan.
b. Pemeriksaan doppler di daerah yang terkena
c. Skening ultrasonik duplex
d. CT scan di daerah yang terkena
e. Arteriografi di daerah yang terkena
f. IVUS (intravaskular ultrasound).
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien yang menderita sumbatan arteri antara lain :
1. Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan iskemia, ketidakseimbangan suplay O2.
2. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan klaudikasi.
3. Koping individual inefektif berhubungan dengan krisis situasional
4. Perubahan pola seksual berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke organ reproduksi.
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, rencana pengobatan yang berhubungan dengan keterbatasan kognitif.
C. Perencanaan
1. Perubahan kenyamanan nyeri berhubungan dengan iskemia, ketidak seimbangan suplay O2.
Tujuan:
- Pasien merasa nyaman
- Pasien tidak mengeluh nyeri.
Kriteria standar:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang dan tidak menjalar.
- Pasien tenang.
Intervensi:
a. Monitor karakteristik nyeri melalui respon verbal dan hemodinamik (menangis, kesakitan, meringis, tdiak bisa istirahat, irama pernafasan, tekanan darah dan perubahan head rate).
Rasional:
Masing-masing pasien mempunyai respon yang berbeda terhadap nyeri, perubahan respon verbal dan hemodinamik dapat mendeteksi adanya perubahan kenyamanan.
b. Kaji adanya gambaran nyeri yang dialami pasien meliputi tempatnya, intensitas, durasi, kualitas dan penyebarannya.
Rasional:
Nyeri merupakan perasaan subyektif yang dialami dan digambarkan sendiri oleh pasien dan harus dibandingkan dengan gejala penyakit lain sehingga didapatkan data yang akurat.
c. Ciptakan lingkungan yang nyaman, kurangi aktivitas, batasi pengunjung.
Rasional:
Membantu mengurangi rangsangan dari luar yang dapat menambah ketenangan sehingga pasien dapat beristirahat dengan tenang dan daya kerja jantung tidak terlalu keras.
d. Ajarkan teknik relaksasi dengan menarik nafas panjang.
Rasional:
Membantu mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien secara psikologis dimana dapat mengalihkan perhatian pasien sehingga tidak terfokus pada nyeri yang dialami.
e. Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik.
Rasional:
Obat jenis narkotik dapat menyebabkan depresi pernafasan dan hipertensi.
2. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan klaudikasi.
Kriteria:
a. Mengidentifikasi aktivitas yang menyebabkan klaudikasi
b. Menyatakan mengapa nyeri terjadi saat aktivitas
c. Mengembangkan rencana untuk meningkatkan aktivitas dan menurunkan klaudukasi.
Intervensi:
a. Ajarkan klien tentang fisiologis uplay darah dalam hubungannya dengan aktivitas dan tentang klaudikasi.
Rasional:
Pemahaman klien tentang kondisi dapat meningkatkan kepatuhan pada pembatasan dan program latihan.
b. Yakinkan klien bahwa aktivitas tersebut tidak membahayakan jaringan yang mengalami klaudikasi.
Rasional:
Klien mungkin tergoda untuk menghentikan aktivitas bila terjadi nyeri dalam upaya untuk menghindari cedera lanjut.
c. Rencanakan aktivitas untuk mencakup waktu ambulasi yang telah dijadwalkan.
Lakukan resimen berjalan harian sedikitnya 30 menit
Ajarkan klien untuk menghadapi nyeri, untuk berhenti bila terjadi klaudikasi dan kemudian segera meneruskan setelah rasa tak nyaman hilang.
Mulai dengan perlahan
Tekankan pada pasien bukan kecepatan atau jarak yang penting, tetapi kerja berjalan.
Rasional:
Program latihan yang dianjurkan dapat membantu mengembangkan aliran darah kolateral dan memperbaiki klaudikasi.
d. Bantu klien untuk menurunkan atau menghilangkan faktor resiko:
Merokok
Hipertensi
Pola hidup monoton
Berat badan berlebih (> 10% dari ideal).
Rasional:
Pengendalian atau penghilangan faktor resiko tertentu dapat membantu mencegah klaudikasi.
3. Koping individual inefektif berdasarkan krisis situasional.
Intervensi:
a. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku, misal: kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam pengobatan.
Rasional:
Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang mengatasi penyakitnya dan mengintegrasikan terapi yang diharuskan ke dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya.
Rasional:
Pengenala terhadp stressor adalah langkah pertama dalam mengubah respon seseorang terhadap stressor.
c. Libatkan pasien dalam perencanaan keperawatan dan beri dorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan.
Rasional:
Keterlibatan memberikan pasien kontrol diri yang berkelanjutan, memperbaiki keterampilan koping dan dapat meningkatkan kerjasama resimen theroupik.
d. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan ketimbangan membatalkan tujuan diri atau keluarga.
Rasional:
Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara realistik untuk menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan yang berdasarkan keterbatasan kognitif.
Intervensi:
a. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.
Rasional:
Kesalahan konsep dan menyangkal konsep karena perasaan sejahtera yang sudah lama diminati mempengaruhi minat pasien atau orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis.
b. Tetapkan dan nyatakan tekanan darah normal. Jelaskan tentang hipertensi dan efek penyakitnya pada pembuluh darah, ginjal dan mata (pada organ tubuh lainnya).
Rasional:
Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan tekanan darah dan mengklarifikasi istilah medis yang sering digunakan. Pemahaman tentang penyakitnya memungkinkan pasien untuk melanjutkan pengobatan meskipun ketika masih sehat.
c. Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang dapat diubah, misalnya: obesitas, merokok, pola hidup monoton.
Rasional:
Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang timbulnya arterosklerosis.
d. Atasi masalah dengan pasien untuk mengidentifikasi cara dimana perubahan gaya hidup yang tepat dapat dibuat untuk mengurangi faktor-faktor di atas.
Rasional:
Faktor-faktor resiko dapat meningkatkan proses penyakit atau memperburuk gejala. Dengan mengubah pola prilaku yang biasa atau memberikan rasa aman dapat sangat menyusahkan, dukungan, petunjuk dan empati dapat meningkatkan keberhasilan pasien dalam menyelesaikan tugas ini.
e. Anjurkan pasien untuk memantau respon fisiologi sendiri terhadap aktivitas, laporkan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
Rasional:
Keterlibatan pasien dalam memantau toleransi aktivitasnya sendiri penting untuk keamanan dan atau memodifikasi aktivitas kehidupan sehari-hari.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Harrah's Hotel & Casino - Hollywood, FL - JTM Hub
BalasHapusCasino at 세종특별자치 출장샵 Harrah's Hotel & 용인 출장마사지 Casino is a 34-story, 512-room, 5,000-square-foot, 당진 출장마사지 512-room hotel and casino with 671 slots and electronic table games. The property features 사천 출장마사지 a 수원 출장샵